seperti ribuan musim aku tidak kembali
menghadap hujan di depan kaca. semenjak
kau hilang dari waktu, pandangan jiwaku
tak lagi mengutus
rasa ke seru nafas.
Tuhan, kata-Mu janji
tidak pernah jahat dan
seperti malam yang
selalu tergesa-gesa pulang ke dalam kelam, begitulah
aku menikmati nafasku
bersama deru yang mengalirkan rasa.
sesungguhnya, Allahlah pemilik hati-hati manusia nan buta nan celik.